Maka segera ia menulis surat penolakannya. Sementara itu, keadaan Maria makin bertambah parah. Kemudian diputuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Ternyata menurut keterangan dokter, Maria mengidap penyakit TBC.
Perawatan terhadap Maria sudah berjalan sebulan lebih lamanya. Namun keadaannya tidak juga mengalami perubahan. Lebih daripada itu, Maria mulai merasakan kondisi kesehatan yang makin lemah.
Tampaknya ia sudah pasrah menerima kenyataan. Pada suatu kesempatan, disaat Tuti dan Yusuf berlibur di rumah Ratna dan Saleh di Sindanglaya, disitulah mata Tuti mulai terbuka dalam memandang kehidupan di pedesaan. Kehidupan suami istri yang melewati hari-harinya dengan bercocok tanam itu, ternyata juga mampu membimbing masyarakat sekitarnya menjadi sadar akan pentingnya pendidikan.
Keadaan tersebut benar-benar telah menggugah alam pikiran Tuti. Ia menyadari bahwa kehidupan mulia, mengabdi kepada masyarakat tidak hanya dapat dilakukan di kota atau dalam kegiatan-kegiatan organisasi, sebagaimana yang selama ini ia lakukan, tetapi juga di desa atau di masyarakat mana pun, pengabdian itu dapat dilakukan. Sejalan dengan keadaan hubungan Yusuf dan Tuti yang belakangan ini tampak makin akrab, kondisi kesehatan Maria sendiri justru kian mengkhawatirkan.
Dokter yang merawatnya pun rupanya sudah tak dapat berbuat lebih banyak lagi. Kemudian setelah Maria sempat berpesan kepada Tuti dan Yusuf agar keduanya tetap bersatu dan menjalin hubungan rumah tangga, Maria mengjhembuskan napasnya yang terakhir.
Demikianlah pesan terakhir almarhum Maria. Lalu sesuai dengan pesan tersebut Yusuf dan Tuti akhirnya tidak dapat berbuat lain, kecuali melangsungkan perkawinan karena cinta keduanya memang sudah tumbuh bersemi. Gambar KulIT : Sebuah perahu yang terkembang layarnya di lautan luas. Tempat Kejadian : Jakarta. Bentuk : Roman Bertendens yang di didalamnya terselip maksud tertentu, atau yang. Roman masyarakat- BP. Tema : Perjuangan perempuan yang ingin merubah nasib kaum wanita.
Penokohan : 1. Tuti putri sulung R. Wina Atmaja. Jiwanya sukar dipengaruhi orang lain. Tetapi kemudian ia insaf juga, bahwa hati yang hampa itu akan menjadi kehidupan yang kesal dan tak berguna. Maria: adik Tuti, tunangan Yusuf. Jiwanya kebalikan daripada kakanya, sehingga Yusuf gampang sekali memikatnya.
Sutan Takdir Alisjahbana Translator. Pamusuk Eneste Editor ,. Sutan Takdir Alisjahbana ,. Julius R. Siyaranamual ,. Arswendo Atmowiloto. Achdiat K. Mihardja Editor ,. Sementara itu ibu mereka telah meninggal. Meskipun mereka adik-kakak, mereka memiliki watak yang sangat berbeda. Tuti si sulung adalah seorang gadis yang pendiam, tegap, kukuh pendiriannya, jarang sekali memuji, dan aktif dalam organisasi-organisasi wanita. Sementara Maria adalah gadis yang periang, lincah, dan mudah kagum.
She was not being true to herself if she accepted Supomo. I'm impressed that a man in s Indonesia wrote in the voice of a female character and was able to put himself in her shoes and write down her thoughts so well. View 2 comments. Aug 29, Nyta rated it it was amazing. Tuti adalah putri sulung Raden Wiriatmadja. Dia dikenal sebagai seorang gadis yang pendiam teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi wanita.
Watak Tuti yang selalu serius dan cenderung pendiam sangat berbeda dengan adiknya Maria. Ia seorang gadis yang lincah dan periang. Suatu hari, keduanya pergi ke pasar ikan. Ketika sedang asyik melihat-lihat akuarium, mereka bertemu dengan seorang pemuda.
Pertemuan itu berlanjut dengan perkenalan. Perkenalan yang tiba-tiba itu menjadi semakin akrab dengan diantarnya Tuti dan Maria pulang. Bagi yusuf, perteman itu ternyata berkesan cukup mendalam. Ia selal teringat kepada kedua gadis itu, dan terutama Maria.
Kepada gadis lincah inilah perhatian Yusuf lebih banyak tertumpah. Menurutnya wajah Maria yang cerah dan berseri-seri serta bibirnya yang selalu tersenyum itu, memancarkan semangat hidup yang dinamis. Esok harinya, ketika Yusuf pergi ke sekolah, tanpa disangka-sangka ia bertemu lagi dengan Tuti dan Maria di depan Hotel Des Indes. Yusuf pun kemudian dengan senang hati menemani keduanya berjalan-jalan. Cukup hangat mereka bercakap-cakap mengenai berbagai hal. Sejak itu, pertemuan antara Yusuf dan Maria berlangsung lebih kerap.
Sementara itu Tuti dan ayahnya melihat hubungan kedua remaja itu tampak sudah bukan lagi hubungan persahabatan biasa. Tuti sendiri terus disibuki oleh berbagai kegiatannya. Dalam kongres Putri Sedar yang berlangsung di Jakarta, ia sempat berpidato yang isinya membicarakan emansipasi wanita. Suatu petunjuk yang memperlihatkan cita-cita Tuti untuk memajukan kaumnya.
Pada masa liburan, Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di Martapura. Sesungguhnya ia bermaksud menghabiskan masa liburannya bersama keindahan tanah leluhurnya, namun ternyata ia tak dapat menghilangkan rasa rindunya kepada Maria.
Dalam keadaan demikian, datang pula kartu pos dari Maria yang justru membuatnya makin diserbu rindu. Berikutnya, surat Maria datang lagi. Kali ini mengabarkan perihal perjalannya bersama Rukamah, saudara sepupunya yang tinggal di Bandung.
Setelah membaca surat itu, Yusuf memutuskan untuk kembali ke Jakarta, kemudian menyusul sang kekasih ke Bandung. Setelah mendapat restu ibunya, pemuda itu pun segera meninggalkan Martapura. Kedatangan Yusuf tentu saja disambut hangat oleh Maria dan Tuti. Kedua sejoli itu pun melepas rindu masing-masing dengan berjalan-jalan di sekitar air terjun di Dago. Dalam kesempatan itulah, Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria.
Sementara hari-hari Maria penuh dengan kehangatan bersama Yusuf, Tuti sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca buku. Sesungguhpun demikian pikiran Tuti tidak urung diganggu oleh keinginannya untuk merasakan kemesraan cinta. Ingat pula ia pada teman sejawatnya, Supomo. Lelaki itu pernah mengirimkan surat cintanya kepada Tuti. Ketika Maria mendadak terkena demam malaria, Tuti menjaganya dengan sabar. Saat itulah tiba adik Supomo yang ternyata disuruh Supomo untuk meminta jawaban Tuti perihal keinginandsnya untuk menjalin cinta dengannya.
Sesungguhpun gadis itu sebenarnya sedang merindukan cinta kasih seorang, Supomo dipandangnya sebagai bukan lelaki idamannya. Maka segera ia menulis surat penolakannya. Sementara itu, keadaan Maria makin bertambah parah. Kemudian diputuskan untuk merawatnya di rumah sakit. Ternyata menurut keterangan dokter, Maria mengidap penyakit TBC. Perawatan terhadap Maria sudah berjalan sebulan lebih lamanya.
Namun keadaannya tidak juga mengalami perubahan. Lebih daripada itu, Maria mulai merasakan kondisi kesehatan yang makin lemah. Tampaknya ia sudah pasrah menerima kenyataan. Pada suatu kesempatan, disaat Tuti dan Yusuf berlibur di rumah Ratna dan Saleh di Sindanglaya, disitulah mata Tuti mulai terbuka dalam memandang kehidupan di pedesaan. Kehidupan suami istri yang melewati hari-harinya dengan bercocok tanam itu, ternyata juga mampu membimbing masyarakat sekitarnya menjadi sadar akan pentingnya pendidikan.
Keadaan tersebut benar-benar telah menggugah alam pikiran Tuti. Ia menyadari bahwa kehidupan mulia, mengabdi kepada masyarakat tidak hanya dapat dilakukan di kota atau dalam kegiatan-kegiatan organisasi, sebagaimana yang selama ini ia lakukan, tetapi juga di desa atau di masyarakat mana pun, pengabdian itu dapat dilakukan.
Sejalan dengan keadaan hubungan Yusuf dan Tuti yang belakangan ini tampak makin akrab, kondisi kesehatan Maria sendiri justru kian mengkhawatirkan.
Dokter yang merawatnya pun rupanya sudah tak dapat berbuat lebih banyak lagi. Kemudian setelah Maria sempat berpesan kepada Tuti dan Yusuf agar keduanya tetap bersatu dan menjalin hubungan rumah tangga, Maria mengjhembuskan napasnya yang terakhir.
Demikianlah pesan terakhir almarhum Maria. Lalu sesuai dengan pesan tersebut Yusuf dan Tuti akhirnya tidak dapat berbuat lain, kecuali melangsungkan perkawinan karena cinta keduanya memang sudah tumbuh bersemi. View 1 comment. Jan 23, Nuke rated it it was amazing Shelves: sudah-dibaca. Meski, aku gak punya koleksi buku ini, karena dahulu itu minjem di perpus SMU, tapi buku ini bener2 berkesan.
Setidaknya, aku ingat sewaktu aku membaca buku ini, aku merasa dilempar jauh ke masa Indonesia tempo doeloe, dan rasanya sejuk! Tokoh Tuti bener gak sih : adalah sosok feminis yang aku suka. Gara-gara buku ini, aku jadi ingin betul2 melahap dan mengkoleksi cerita2 klasik indonesia lainnya.
Sayang, belum terealisasi kelupaan! Yang jelas, aku menunggu buku ini dibuat versi filmnya. Ingin melihat visualisasi dari Indonesia tempo doeloe dengan perempuan2 berambut dikepang, laki2 dengan rambut klimis berminyak rambut.. Dan yang jelas, ingin melihat kisah cinta seorang perempuan yang semasa hidupnya sangat mengelukan emansipasi ini. Tunggu tanggal mainnya, saat aku sudah siap menjadi executive produsernya!
Oct 21, Lilia Zuhara rated it really liked it. Layar terkembang merupakan buku yang muncul pada era sebelum perang dunia kedua.
Dalam buku ini dikisahkan dua kakak beradik, Maria dan Tuti. Maria, sang adik, bertemu dengan pria yang akhirnya menjadi tunangannya, yaitu Yusuf.
Namun akhirnya Maria sakit dan menyebabkan munculnya kisah yang mungkin akan sulit untuk dipahami di masa sekarang. Kekuatan buku ini terletak pada penggambaran karakter yang melambangkan dua karakter perempuan yang sama-sama kuat.
Maria digambarkan sebagai wanita lemah le Layar terkembang merupakan buku yang muncul pada era sebelum perang dunia kedua. Maria digambarkan sebagai wanita lemah lembut yang tipikal dengan wanita Indonesia di masa dulu. Sementara Tuti digambarkan sebagai wanita independen yan berpikirn bahwa pernikahan tidak boleh menjadi tuntutan dan penjara.
Pernikahan adalah membebaskan. Pada akhirnya, S. Alisjahbana mengajarkan kepada kita difusi antara perjuangan wanita dan penerimaan naluri wanita yang tidak akan sanggup dibohongi sampai kapanpun.
Penggunaan bahasa yang kemelayu-melayuan juga memberikan nuansa keunikan untuk buku ini, dibandingkan dengan buku masa kini. Dec 10, Noni added it. Yusuf, Maria, dan Tuti. Tiga tokoh inilah sentral cerita novel ini. Saya baca zaman dahulu kala, jauuuuh sebelum kenal GR hehe Jadi sepintas kesan yang saya ingat dan terngiang-ngiang pada novel ini adalah sebuah review yang saya baca zaman dahulu kala juga yaitu sebuah pertanyaan kritik?
Padahal sifat Maria dan Tuti jauh berbeda meskipun mereka berdua bersaudara. Tapi novel ini penting pada zamanny Yusuf, Maria, dan Tuti. Tapi novel ini penting pada zamannya, karena cita-cita kebangsaan dan feminisme digagas disini. Apr 23, Septi rated it really liked it. Sepertinya mulai harus menambahi koleksi karya sastra klasik Indonesia. Walaupun ceritanya sebenarnya sederhana,banyak juga yang masih relevan dengan masa sekarang.
Belum lagi bahasanya yang indah membuat kita belajar lagi bagaimana betutur kata dengan baik. Romantisme klasik ala Maria dab Yusuf serta modernitas pemikiran seorang perempuan bernama Tuti dipadukan secara apik oleh STA. Asyik juga membaca bahasa yang mendayu-dayu ciri khas era Pujangga Baru ini. Apr 10, Arfan Putra rated it liked it Shelves: novel-indo-terbaik. Dec 03, Widodo Aji rated it really liked it.
Sementara ibunya telah meninggal. Walaupun keduanya ialah kakak beradik yang berbeda usia 5 tahun akan tetapi, mereka memiliki watak yang sangat berbeda.
Sang kakak, Tuti seorang perempuan pendiam, teguh, dan kukuh pendirian serta ia merupakan seorang aktivis dalam organisasi wanita. Sementara Maria adiknya, bersifat ceria, dan kekanak-kanakan.
Di suatu hari di aquarium saat akan pulang, mereka bertemu dengan seorang pemuda bernama Yusuf, pemuda asal Sumatera Selatan, anak dari Demang Munaf di Martapura, disini ia bersekolah dokter di HBS. Semenjak pertemuan itu, Yusuf selalu terbayang akan mereka. Dalam hatinya, Yusuf menyimpan rasa kepada Maria sejak pertama pertemuannya. Setelah itu, Yusuf menjadi sering berkunjung ke rumah Maria untuk sekedar menyapa kedua saudara tersebut, dan bercakap-cakap dengan ayahnya.
Suatu hari, saat Yusuf berkunjung, datanglah paman Tuti, yaitu Partadiharja. Kedatangan Parta adalah untuk menyambung silaturahmi dan menceritakan anaknya, Saleh. Yang kini tiada sejalan lagi dengan ayahnya. Tuti yang mendengar hal itu pun menyangkal pernyataan dari pamannya, sehingga terjadi perang pendapat antara pikiran lama dan pikiran baru. Tuti yang kini disibukkan dengan kegiatan Putri Sedar sangatlah bertanggung jawab atas apa yang akan ia sampaikan mengenai emansipasi wanita.
Karena, Tuti telah dikenal sebagai pendekar wanita di kalangannya. Disisi lain, adiknya harus ujian dan Yusuf pun akan ujian dokter yang pertama. Setelah selesai Yusuf pun pulang ke Martapura.
Suatu ketika Maria mengirimkan surat kepada Yusuf. Memberitahukan bahwa, ia sekarang berada di Bandung bersama bibinya. Yusuf yang sudah tiada bisa menahan rindunya segera kembali ke Jawa, setelah beberapa hari di Sumatera.
Kedatangan Yusuf pun disambut baik oleh Tuti. Yusuf ditemui oleh Tuti sambil menunggu Maria pun merasa kagum dengan ketegasan Tuti sebagai seorang wanita. Berbeda dengan Maria, yang ia nilai seperti perempuan pada umumnya. Setelah itu pergilah Yusuf dengan Maria, Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria, yang disambut jua dengan rasa cinta dan jadi kekasihlah mereka. Maria makin hari makin berbeda, ia hanya memiliki pikiran tentang Yusuf. Melihat hal tersebut, Tuti yang tiada suka melihat perubahan Maria menasihatinya agar ia janganlah buta karena cinta.
Akan tetapi, Maria kini telah berani membantah, yang membuatnya sakit hati Tuti. Serta mengungkit masa lalu Tuti dalam hal kegagalannya bercinta. Tahun-tahun berlalu, percintaan Maria dan Yusuf makin dalam. Sementara Tuti mulai berfikir akan umurnya yang menua, dan tiada berkawan dengan laki-laki. Lambat laun, Tuti berubah pemikirannya.
Kini, ia lebih dapat menerima pendapat orang lain dan mau memuji, yang membuat Maria dan Yusuf merasa heran. Suatu ketika Maria mengidap penyakit malaria akan tetapi setelah diobati dirumah, kondisi Maria makin parah, dan ternyata Maria mengidap penyakit TBC, yang telah membunuh ibunya dulu. Tuti merawat Maria dengan sabar, namun disisi lain pun ia kini tengah berada dalam dilema, yaitu antara menerima pernyataan cinta dari Supomo atau menolaknya. Pada akhirnya, dari hati terdalam, ia menolak cinta dari supomo tersebut.
Adiknya yang makin parah, dianjurkan dibawa ke Pacet, Sidanglaya untuk dirawat. Berminggu-minggu perawatan Maria berjalan, akan tetapi yang ada malah melemah kondisinya. Suatu ketika di hari libur sekolah, Tuti dan Yusuf berangkat pergi ke Pacet untuk menjenguk Maria. Akan tetapi, sebelum itu mampirlah mereka ke rumah Saleh dan Istrinya. Disana Tuti terbukalah pikirannya mengenai kehidupan seorang perempuan bahwa, pengabdian bukan hanya dalam organisasi tapi bisa dalam masyarakat.
Semakin hari Yusuf dan Tuti semakin akrab, sementara Maria semakin buruk kondisinya. Di penghujung hari libur yang penghabisan, berpamitlah mereka berdua kepada Maria. Akan tetapi, disambut haru oleh Maria, dan Maria berpesan agar sepeninggalnya kelak, Yusuf dan Tuti harus bersama.
Beberapa lama kemudian setelah sepeninggal Maria, sesuai dengan pesan adiknya, menikahlah kedua kakak yang dicintai Maria tersebut. Tuti Tuti adalah seorang gadis yang berusia 25 tahun dan merupakan anak dari Raden Wiriatmadja.
0コメント